Disini kita mau curhat
by : johansyah Jumberan
Saya Menyukai film...
Saya Penikmat Film..
Dan saya cinta film indonesia...
Ini yang melatar belakangi kenapa saya terjun di industri film.
Sebenarnya sejak dulu saya pernah bermimpi, suatu hari akan membuat film dengan karya saya sendiri,cerita sendiri bahkan memproduksi sendiri...
Mimpi itu pernah kami perjuangkan, dengan membuat Film pendek amatiran karya yang jauh dari baik. Bersama sahabat seperjuangan jay sukmo, kebetulan satu kampus kami beberapa kali menggarap film pendek dengan biaya patungan.
Tahun 2004 karya film pendek kami :
1. Tiara hari ini indah
2. Pucung 04
3 Ampuni aku ibu
4. PSK ( Pacar sahabat kekasihku )
kami melakukan pemutaran di kampus sederhana kami, dan dengan sedikit paksaan kami menjual VCDnya dengan harga Rp.25.000/ keping kepada mahasiswa yang berjumlah puluhan . Mmm ironis seh VCD kami memang laku dikalang pembuat dan pemainnya sendiri, tapi bukan lantas kami jadi kaya dengan penjualan tersebut. bahkan kalau mau jujur uang produksi dan sewa tempat editing pun tidak balik modal. Mungkin ini juga yang sering di alami oleh pembuat film amatiran ( berkarya hanya sekedar Hobby ).
Kami Tidak menyerah, kami terlalu cinta dengan Dunia Film !
Gambar 1 : Iini Handycam Sony MiniDivi yang menjadi kamera tunggal kami memproduksi Film pendek. Sekarang sudah kami jual di Toko Bagus ( sekara OLX ) karena kami butuh uang.
Ya kami tidak menyerah,
pada saat itu saya mengikuti lomba penulisan skenario yang diselanggarakan Badan Perfilman , yang kata mereka kalau menang akan difilmkan.
Alhamdullilah tulisan saya yang berjudul " Pulang Pergi " masuk dalam 15 besar, meskipun bukan menjadi pemenang tapi diikutkan dalam workshop penulisan skenario. Kesannya workshop ini sangat bergengsi karena diikuti hanya 15 orang pemenang dan di isi oleh pengajar seperti : Armantono, Misbach Yusa Biran yang tentunya sangat kawakan di industri film Indonesia.
Memang banyak saya dapatkan ilmu dari sana,
tapi kalau mau jujur mungkin saja kegiatan ini lebih sekedar proyek yang intinya bukan memajukan perfilman Indonesia, tapi terkesan hanya sebuah pekerjaan rutin buat menghabiskan anggaran.. ya entahlah, karena peserta yang ikut harus tanda tangan berkali-kali sebagai bukti menerima hasil dari workshop... ( ok saya gak akan bahas hal ini )
Film pendek kami " ampuni aku ibu " kami ikutkan di FFI ( piala citra ) tentu saja kami tidak akan menang, bahkan jadi nominasipun tidak, tapi sebagai peserta kami diberikan undangan untuk mengikuti acara puncak di JCC , oh ya saya masih ingat acara ini yang kalau gak salah pemangnya untuk FILM EKSKUL , dimana setelah acara itu semua pemenang balikin piala. kalau saat itu kami menang, pastinya kami tidak akan balikin piala hahaha ( bercanda )
Data dari : Detikhot tanggal 3/1/2007. Kita ikut loh diacara itu sebagap penonton heheheh.
OK, kita lanjut perjuangan kami.
Kami dapat info pada saat itu Mas hanung Bramantyo lagi buka workshop perfilman. Kami tertarik untuk mengikutinya apalagi pada saat itu siapa yang gak kenal dengan Mas hanung, salah satu sutradara pencetak box office. Saya dan jay sukmo mendaftarkan diri, kami menyerahkan perfolio kami, kalau gak salah saat itu kami di sambut Ramah oleh Almarhum Iqbal rais & Fajar bustomi ( sebelum menjadi sutradara ) . Saat itu disambut ramah oleh dapur Film saja kami sudah bahagia, apalagi sampai diterima.mengikuti workshopnya.
Berbulan - bulan ternyata kami belum dapat kabar juga untuk dibukanya kelas. akhirnya saya diterima ditempat kerja, karena pada saat itu perekonomian keluarga mengharuskan saya terima kerja untuk memenuhi kehidupan selama di jakarta. Baru sehari saya masuk kerja dan menanda tangani sebuah kontrak kerja, saat itu saya di hubungi oleh perwakilan dapur film , kalau tidak salah dengan FAJAR ( saya agak miss antara fajar bustomi / Nugros pada saat itu ) . Mereka mengatakan kalau saya lulus untuk mengikuti workshop.. saya sangat bahagia...tapi, setelah saya sadar akhirnya saya memutuskan untuk menolaknya. Alasannya karena pertama saya butuh kerjaan..., kalau saya ikut workshop artinya saya harus melepaskan pekerjaan. kedua, saat ini saya butuh uang untuk biaya kuliah dan biaya hidup di jakarta yang seorang diri. Fix saya menolak sebuah mimpi saya...
pada saat itu ternyata antara jay sulmo dan saya, hanya saya yang diterima. Ingin sekali saya meminta apakah boleh jay sukmo yang masuk disana untuk menggantikan saya, tapi entah kenapa kami tidak sanggup untuk memintanya. Saya pun akhirnya sibuk didunia kerja kantoran dan jay sukmo masih bertahan untuk mengejar mimpinya menjadi sutradara. Saya akhirnya mulai melupakan mimpi menjadi seorang pekerja film, dan mulai realitas kalau saya butuh uang...
.... masih disambung nanti ya....
Rabu, 09 September 2015
Comments for this post
All comments